Cerita Sex Umum Kenikmatan Kontol Mahasiswa

Sebut saja namaku Atika, seorang wanita yang telah berusia 40 tahun
dan telah bersuami. Menurut banyak teman, aku adalah wanita yang cukup
cantik dan berkulit putih bersih. Yang luar biasa adalah postur tubuhku
yang masih terawat dan indah. Tinggi badanku 167 cm. Pantatku cukup
bulat dan berisi dengan sepasang betis yang indah. Sepasang payudaraku
berukuran 34 juga tampak padat dan serasi dengan bentuk tubuhku. Kata
orang tubuhku seperti artis Minarti Atmanegara yang bentuk tubuhnya
tetap indah diusia yang telah berkepala 4. Aku bekerja sebagai karyawati
staff accounting pada sebuah toserba yang cukup besar dikotaku.
Sehingga aku banyak mengenal banyak relasi dari para pekerja perusahaan
lain yang memasok barang ketempatku bekerja. Aku juga menjadi instruktur
senam BL ditempat aku fitness. Disinilah kisah yang akan kisah indah
aku dan Indra pertama kali terjadi. Sebagai seorang istri, aku merupakan
seorang wanita setia pada suami.
Aku berprinsip, tidak ada laki-laki lain yang menyentuh hati dan
tubuhku, kecuali suami yang sangat kucintai. Dan sebelum kisah ini
terjadi, aku memang selalu dapat menjaga kesetiaanku. Jangankan
disentuh, tertarik dengan lelaki lain merupakan pantangan buatku. Tetapi
begitulah, beberapa bulan terakhir suamiku kurang dapat memuaskanku
diatas ranjang. Kalaupun bisa, dia pasti kelelahan dan langsung
istirahat. Mungkin karna usia kami yang terpaut 14 tahun, mau tak mau
aku cuma bisa memainkan jari sambil membayangkan suamiku sedang
memasukkan batang kejantanannya ke vaginaku. Tapi tak senikmat
kenyataan. Sampai akhirnya datang seorang mahasiswa yang ingin PI
(Praktek Industri) ditempatku. Dan aku ditunjuk sebagai pembimbing
mahasiswa tersebut oleh bosku. Mahasiswa itu memperkenalkan dirinya
bernama Indra. Kuperhatikan dia dari atas sampai bawah, cukup lumayan
penampilannya. Indra berbadan tinggi besar dan atletis, tingginya
sekitar 178 cm.
Sungguh aku tidak mempunyai pikiran atau perasaan
tertarik padanya. Pada awalnya hubungan kami biasa- biasa saja, bahkan
cendrung agak kaku. Namun begitu, Indra selalu bersikap baik padaku.
Kuakui pula, ia pemuda yang simpatik. Ia sangat pandai mengambil hati
orang. Sehingga lama-kelamaan kekakuannya berkurang dan kami berdua
menjadi akrab. Bahkan aku sering meminta Indra membantuku lembur
dikantor. Dan jika begitu biasanya aku bercerita tentang kehidupan rumah
tanggaku. Sampai-sampai urusan diatas tempat tidur kuceritakan padanya.
Karna Indra sangat pandai memancing. Hingga suatu ketika, setelah
sebulan Ia PI dikantorku. Sewaktu aku sedang lembur menghitung keuangan
bulanan perusahaan, Indra datang menghampiriku. ” Misi Bu, bisa ganggu
gak? ” Tegur Indra sopan. ” Ya ada apa Ndra? ” Jawabku. ” Ini.. ada
beberapa yang saya gak ngerti bisa dijelaskan gak Bu? ” Indra bertanya
lagi. ” Ooh bisa.. mana yang kamunya kurang paham ” aku menjawab lalu
menyuruhnya untuk duduk disampingku disofa. Lalu aku memberikan
penjelasan panjang lebar kepadanya. Katanya sih bahan yang dia minta
penjelasan dariku itu akan dimasukkan dalam bahan laporannya. ” Bu, saya
mo ngasih hadiah ulang tahun, Bu atika mau nerima gak? ” Tanyanya
tiba-tiba. ” Boleh, syaratnya hadiahnya harus banyak ya” Jawabku
bergurau. ” Saya juga punya syarat Bu, hadiah ini akan saya berikan kalo
Bu Atika mau memejamkan mata. Mau gak? ” Tanyanya lagi. ” Serius nih?
Oke kalo cuma itu syaratnya Ibu mau ” Kataku sambil memejamkan mata. ”
Awas jangan buka mata sampai saya memberikan aba-aba..! ” Kata Indra
lagi.
Sambil terpejam aku penasaran dengan hadiah apa yang akan
diberikannya. tetapi, ya ampun, pada saat mataku terpejam, tiba-tiba aku
merasakan ada benda yang lunak menyentuh bibirku. Tidak hanya
menyentuh, benda itu juga melumat bibirku dengan halus. Aku langsung
tahu, Indra tengah menciumku. Maka aku langsung membuka mata, wajah
Indra sangat dekat dengan wajahku dan tangannya merangkul pinggangku.
Tetapi anehnya, setelah itu aku tidak berusaha mengindar. Untuk beberapa
lama, Indra masih melumat bibirku. Kalo mau jujur aku juga ikut
menikmatinya. Bahkan beberapa saat secara refleks aku juga membalas
melumat bibir Indra. Sampai kemudian aku tersadar, lalu ku dorong dada
Indra hingga ia terjengkang kebelakang. ” Ndra seharusnya ini gak boleh
terjadi ” Kataku dengan nada bergetar menahanrasa malu dan sungkan yang
menggumpal dihatiku. ” Maaf Bu Atika, mungkin saya terlalu nekat.
Seharusnya saya sadar Ibu sudah bersuami. Tapi inilah kenyataannya, Aku
sayang sama Bu Atika ” Ujarnya lirih sambil meninggalkanku. Seketika itu
aku merasa sangat menyesal, aku merasa telah mengkhianati suamiku. Tapi
uniknya peristiwa seperti masih terulang beberapa kali. Beberapa kali
jika Indra konsultasi denganku, ia selalu memberikan “hadiah” seperti
itu. Tentu itu dilakukannya jiak tak ada orang yang melihat. Meskipun
pada akhirnya aku menolaknya, tapi anehnya, aku tidak pernah marah
dengan perbuatan Indra itu.
Entahlah, aku sendiri bingung. Aku tidak tahu, apakah ini dikarnakan
permasalahanku dengan suami diatas ranjang sehingga menerima begitu saja
semua perbuatannya padaku. Ataukah aku telah jatuh cinta pada pada
Indra, pemuda yang usianya jauh berbeda namun sangat menarik
perhatianku. Sekali lagi, aku tidak tahu. bahkan dari hari kehari, aku
semakin dekat dan akrab dengan Indra. Hingga pada hari terakhir
prakteknya, Indra mengajakku jalan- jalan. Awalnya aku menolaknya, aku
khawatir kalau kedekatanku dengannya menjadi penyebab perselingkuahan
yang sebenarnya. Dengan alasan bahwa itu hari terakhir praktek, Indra
terus mendesakku. Akhirnya aku menyetujuinya.Tapi aku memintanya hari
minggu. Dengan syarat tidak boleh ada orang kantor yang mengetahuinya.
Begitulah, pada hari Minggu, aku dan Indra akhirnya berangkat
jalan-jalan. Agar suamiku tidak curiga, aku katakan padanya aku pergi
ketempat seorang kawan untuk menyelesaikan lemburan kantor. Ikut juga
teman kuliah Indra bersama pacarnya.
Awalnya aku protes, setelah dijelaskan panjang lebar akhirnya aku mau
ikut pergi juga. Oh ya, kami berempat menggunakan mobil milik kawan
Indra. Berempat kami jalan- jalan kesuatu lokawisata pegunungan yang
cukup jauh dari kotaku. Kami sengaja memilih tempat yang jauh dari kota,
agar tidak mengundang kecurigaan tetangga, keluarga dan terutama
suamiku. Setelah lebih satu jam kami berputar-putar disekitar lokasi
wisata, Indra dan kawannya mengajak istirahat disebuah losmen. Kawan
Indra tadi dan pacarnya menyewa satu kamar, dan kedua orang itu langsung
hilang dibalik pintu yang tertutup. Maklum keduanya baru dimabuk cinta.
Aku dan suamiku dulu waktu pacaran juga begitu, jadi aku maklum saja.
Indra menyewa juga satu kamar disebelahnya. Aku sebenarnya juga berniat
menyewa kamar sendiri akan tetapi indra melarangku. ” Ngapain
boros-boros? kalau sekedar istirahat satu kamar saja. Tuh bed- nya ada
dua ” Ujarnya. Akhirnya aku mengalah, aku numpang dikamar yang disewa
Indra. Walaupun sebenarnya aku merasa sangat tidak enak hati. Kami
mengobrol tertawa cekikikan membicarakan kawan Indra dan pacarnya
dikamar sebelah. Apalagi, kawan Indra dan pacarnya sengaja
mendesah-desah hingga kedengaran ditelinga kami. Sejujurnya aku deg-
degan juga mendengar desahan dari kamar sebelah yang mirip suara orang
terengah-engah itu. Entah kenapa dadaku semakin berdegup kencang ketika
aku mendengar desahan itu dan membayangkan apa ayng sedang mereka
lakukan dikamar sebelah. Untuk beberapa saat, aku dan Indra diam
terpaku.
Tiba-tiba Indra menarik tanganku sehingga aku terduduk dipangkuan
Indra yang saat itu sedang duduk ditepi tempat tidur. Tanpa berkata
apa-apa dia langsung mencium bibirku. Aku tidak sempat menghindar,
bahkan aku juga membiarkan ketika bibir dan kumis halus Indra menempel
kebibirku hingga beberapa saat. Dadaku semakin berdegub kencang ketika
kurasakan bibir halus Indra melumat mulutku. Lidah Indra menelusup
kecelah bibirku dan menggelitik hampir semua rongga mulutku. Mendapat
serangan mendadak itu darahku seperti berdesir, sementara bulu tengkukku
merinding. Namun tiba-tiba timbul kesadaranku. Kudorong dada indra
supaya ia melepaskan pelukannya padak diriku. ” Ndra, jangan Ndra, ini
enggak pantas kita lakuakan..! ” kataku terbata-bata. Indra memang
melepas ciumannya dibibirku, tetapi kedua tangannya yangm kekar dan kuat
masih tetap memeluk pinggang rampaingku denagn erat. Akujuga masih
terduduk dipangkuannya. ” Memang nggak pantas Bu, toh Bu Tika gak puas
sama suami Ibu. Aku akan muasin Ibu ” Ujar Indra yang terdengar seperti
desahan. Setelah itu Indra kembali mendaratkan ciuman.
Ia menjilati dan menciumi seluruh wajahku, lalu merambat keleher dan
telingaku. Aku memang pasif dan diam, namun perlahan tapi pasti nafsu
birahi semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui, Indra sangat pandai
mengobarkan birahiku. Jilatan demi jilatan lidahnya keleherku benar-
benar telah membuatku terbakar dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku
sekalipun belum pernah aku merasakn rangsangan sehebat ini. Indra
sendiri tampaknya juga mulai terangsang. Aku dapat merasakn napasnya
mulai terengah-engah. Sementara aku semakin tak kuat unruk menahan
erangan. Maka aku pun mendesis-desis untuk menahan kenikmatan yang mulai
membakar kesadaranku. Setelah itu tiba-tiba tangan Indra yang kekar itu
membuka kancing bajuku. Tak ayal lagi, buah dadaku yang berwarna putih
bersih itu terbuka didepan Indra. Secara refleks aku masih coba
berontak. ” Cukup Ndra! Jangan sampai kesitu Ibu takut..” Kataku sambil
meronta dari pelukannya. ” Takut dengan siapa Bu? Toh gak ada yang tahu,
percaya sama Indra Bu. Aku akan memuaskan Bu Tika ” Jawab Indra dengan
napas memburu. Seperti tidak perduli dengan protesku, Indra yang telah
melepas bajuku, kini ganti sibuk melepas BH- ku. Meskipun aku berusaha
meronta, namun tidak berguna sama sekali.
Sebab tubuh Indra yang tegap dan kuat itu mendekapku dengan sangat
erat. Kini, dipelukan Indra, buah dadaku terbuka tanpa tertutup sehelai
kainpun. Aku berusaha menutupi dengan mendekapkan lengan didadaku,
tetapi dengan cepat tangan Indra memegangi lenganku dan merentangkannya.
Setelah itu Indra mengangkat dan merebahkan tubuhku ditempat tidur.
Tanpa membuang waktu, bibir Indra melumat salah satu buah dadaku
sementara salah satu tangannya juga langsung meremas-remas buah dadaku
yang lainnya. Bagaikan seekor singa buas ia menjilati dan meremas buah
dada yang kenyal dan putih ini. Kini aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi
selain megap-megap dan mengerang karena kenikmatan yang mencengkeramku.
Aku menggeliat- geliat seperti cacing kepanasan karena rasa geliu dan
nikmat ketika bibir dan lidah Indra menjilat dan melumat puting susuku. ”
Bu.. da.. dadamu putih dan in.. indah sekali. A.. aku makin nggak ta..
tahan.. ,sayang.. , ” Kata Indra terputus-putus karna nafsu birahi yang
kian memuncak. Kemudian Indra juga menciumi perut dan pusarku. Dengan
lidahnya, ia pandai sekali mengelitik buah dada hingga perutku. Sekali
lagi aku hanya mendesis-desis mendapat rangsangan yang menggelora itu.
Kemudian tanpa kuduga, Dengan cepat Indra melepas celana dan celana
dalamku dalam sekali tarikan. Lagi-lagi aku berusaha melawan, tetapi
dengan tubuh besar dan tenaga kuat kuat yang dimiliki Indra, dengan
mudah ia menaklukkan perlawananku. Sekarang tubuhku yang ramping dan
putih itu benar-benar telanjang total dihadapan Indra. Sungguh, aku
belum pernah sekalipun telanjang dihadapan laki-laki lain, kecuali
dihadapn suamiku. Sebelumnya aku juga tak pernah terpikir akan melakukan
perbuatan seperti ini. Tetapi kini, Indra berhasil memaksaku. Sementara
aku seperti pasrah tanpa daya. ” Ndra, untuk yang satu ini jangan Ndra.
Aku tidak ingin merusak keutuhan perkawiananku..! ” Pintaku sambil
meringkuk diatas tempat tidur, untuk melindungi buah dada dan vaginaku
yang kini tanpa penutup. ” Bu.. apa.. kamu.. nggak kasihan padaku
sayang.. , aku sudah terlanjur terbakar.. , aku nggak kuat lagi sayang,
please aku.. mohon ” Kata Indra masih dengan terbata- bata dan wajah
yang memelas. Entah karna tidak tega atau karena aku sendiri juga telah
terlanjur terbakar birahi, aku diam saja ketika Indra kembali menggarap
tubuhku.
Bibir dan salah satu tangannya menggarap kedua buah dadaku, semenatar
tangan yanga satunya lagi mengusap-usap paha dan selangkangan kakiku.
Mataku benar-benar merem-melek merasakan kenikamatan itu. Sementara
napasku juga semakin terengah-engah. Tiba-tiba Indra beranjak dan denagn
cepat melepas semua pakaian yang menempel ditubuhnya. Kini ia sama
denganku, telanjang bulat-bulat. ya ampun, aku tidak dpat percaya, kini
aku telanjang dalam satu kamar denagn laki-laki yang bukan suamaiku,
ohh. Aku melihat tubuh Indra yang memang benar-benar atletis, besar dan
kekar terutama otot-otot perutnya. Ia lebih tinggi dan lebih besar
dibandingkan dengan suamiku yang berperawakan sedag-sedang saja. Tetapi
yang membuat dadaku berdegub lebih keras adalah benda diselangkangan
Indra. Benda yang besarnya hampir sama denagn lenganku itu berwarna
coklat muda dan kinin tegak mengacung. Panjangnya kutaksir tidak kurang
dari 22 cm, atau hampir dua kali lipat dibanding milik suamiku,
sementara besarnya sekitar 3 sampai 4 kali lipatnya. Sungguh aku tak
percaya, laki-laki semuda Indra memiliki penis sebesar dan sepanjang
ini.
Perasaanku bercampur baur antara ngeri, gemes dan penasaran. Kini
tubuh telanjang Indra mendekapku. Darahku seperti terkesiap ketika
merasakan dada bidang Indra menempel erat dadaku. Ada sensasi hebat yang
melandaku, ketika dada yang kekar itu merapat dengan tubuhku. Ohh, baru
kali ini kurasakan dekapan lelaki lain selain suamiku. Ia masih meciumi
sekujur tubuhku, sementara tangannya juga tidak kenal lelah
meremas-remas buah dadaku yang semakin kenyal. Sekali lagi, sebelumnya
tidak pernah kurasakan sensasi dan rangsangan sedahsyat ini. Aku
tersentak ketika kurasakan ada benda yang masuk dan menggelitik lubang
vaginaku. Ternyata Indra nekat memasukkan jari tangannya kecelah
vaginaku.Ia memutar-mutar telunjuknya didalam lubang vaginaku, sehingga
aku benar-benar hampir tidak kuat lagi menahan kenikmatan yang
menderaku. Mendapat serangan yang luar biasa nikmat itu, secara refleks
aku memutar-muatarkan pantatku. Toh, aku masih berusaha menolaknya. ”
Ndra, jangan sampai dimasukkan jarinya, cukup diluaran saja..! ”
Pintaku. Tetapi lagi-lagi Indra tidak menggubrisku. Selanjutnya ia
menelusupkan kepalanya di selangkanganku, lalu bibir dan lidahnya
melumat habis vaginaku. Aku tergetar hebat mendapatkan rangsangan ini.
Tidak kuat lagi menahan kenimatan itu, tanpa sadar tanganku menjambak
rambut Indra yang masih terengah-engah di selangkanganku.
Kini aku telah benar- benar tenggelam dalam birahi. Ketika kenikmatan
birahi benar- benar menguasaiku, dengan tiba-tiba, Indra melepaskanku
dan berdiri di tepi tempat tidur. Ia mengocok- ngok batang penisnya yang
berukuran luar biasa tersebut. ” Udah hampir setengah jam, dari tadi
aku terus yang aktif, capek nih. Sekaran ganti Bu Atika dong yang
aktif..! ” Kata Indra denagn manja. ” Ibu nggak bisa Ndra, lagian Ibu
masih takut..! ” Jawabku dengan malu-malu. ” oke kalo gitu pegang aja
iniku, please, kumohon sayang..” Ujarnya sambil menyodorkan batang penis
besar itu kehadapanku. Dengan malu-malu kupegang batang yang besar dan
berotot itu. Lagi-lagi berdebar-debar dan darahku berdesir ketika
tanganku mulai memegang penis Indra. Sejenak aku sempat membayangkan
bagaimana nikmatnya jiak penis yang besar dan keras itu dimasukkan
kelubang vagina perempuan, apalagi jika perempuan itu aku. ” Besaran
mana sama milik suami Ibu..? ” Goda Indra. Aku tidak menjawab walau
dalam hati aku mengakui, penis Indra jauh lebih panjang dan lebih besar
dibandingkan milik suamiku. Padahal usia Indra jauh lebih muda. ”
Diapakan nih Ndra..? Sumpah Ibu gak bisa apa-apa ” Kataku berbohong
sambil memegang penis Indra. ” Oke, biar gampang, dikocok aja sayang.
Bisakan..? ” Jawab Indra dengan lembut. Dengan dada berdegub kencang,
kukocok perlahan-lahan penis yang besar milik Indra. Ada sensasi
tersendiri ketika aku mulai mengocok buah zakar Indra yang sangat besar
tersebut. Gila, tanganku hampir tidak cukup memegangnya. Aku berharap
dengan kukocok penisnya, sperma Indra cepat muncrat, sehingga ia tidak
berbuat lebih jauh kepada diriku. Indra yang kini telentang disampingku
memejamkan matanya ketika tanganku mulai naik turun mengocok batang
zakarnya. Napasnya mendengus-dengus, tanda kalau nafsunya sudah
meningkat lagi. Aku sendiri juga terangsang melihat tubuh tinggi besar
dihadapanku seperti tidak berdaya dikuasai rasa nikmat.
Tiba-tiba ia memutar tubuhnya, sehingga kepalanya kini etapt berada
diselangkanganku sebaliknya kepalaku juga tepat menghadap
selangkangannya. Indra kembali melumat lubang kemaluanku. Lidahnya
menjilat-jilat tanpa henti di rongga vaginaku. Sementara aku masih terus
mengocok batang zakar Indra dengan tanganku. Kini kami berdua
berkelejotan, sementara napas kami juga saling memburu. Setelah itu
Indra beranjak dan dengan cepat ia menindihku. Dari kaca lemari yang
terletak disebelah samping tempat tidur, aku bisa melihat tubuh
rampingku seperti tenggelam dikasur busa ketika tubuh Indra yang tinggi
besar mulai menindihku. Dadaku deg-degan melihat adegan kami melalui
kaca lemari itu. Gila batinku, kini aku yang telanjang digumuli oleh
lelaki yang juga sedang telanjang, dan laki-laki itu bikan suamiku.
Indra kembali melumat bibirku. kali ini teramat lembut. Gilanya lagi,
aku tanpa malu lagi membalas ciumannya. Lidahku kujulurkan untuk
menggelitik rongga mulut Indra. Indra terpejam merasakan seranganku,
sementara tanganku kekarnya masih erat memelukku, seperti tidak akan
dilepas lagi.
Bermenit-menit kami terus berpagutan saling memompa birahi
masing-masing. Peluh kami mengucur deras dan berbaur ditubuhku dan tubuh
Indra. Dalam posisi itu tiba- tiba kurasakan ada benda yang kenyal
mengganjal diatas perutku. Ohh, aku semakin terangsang luar biasa ketika
kusadari benda yang mengganjal itu adalah batang kemaluan Indra.
Tiba-tiba kurasakan batang zakar itu mengganjal tepat dibibir lubang
kemaluanku. Rupanya Indra nekat berusaha memasukkan batang penisnya
kevaginaku. Tentu saja aku tersentak. ” Ndra.. jangan dimasukkan..! ”
Kataku sambil tersengal-sengal menahan nikmat. Aku tidak tahu apakah
permintaan aku itu tulus , sebab disisi hatiku yang lain sejujurnya aku
juga ingin merasakan betapa nikmatnya ketika batang kemaluan yang besar
itu masuk kelubang vaginaku. ” Oke.. kalau nggak boleh diamasukkan,
kugesek-gesekkan dibibirnya saja ya..? ” Jawab Indra juga dengan napas
yang terengah-engah. Kemudian Indra kembali memasang ujung penisnya
tepat dicelah vaginaku. Sungguh aku deg-degan luar biasa ketika merasakn
kepala batang penis itu menyentuh bibir vaginaku. Namun karna batang
zakar Indra memang berukuran super besar, Indra sangat sulit
memasukkannnya kedalam celah bibir vaginaku. Padahal jika aku bersetubuh
denagn suamiku penis suamiku masih terlalu kekecilan untuk ukuran
lubang senggamaku. Setelah sedikit dipaksa, akhirnya ujung kemaluan
Indra berhasil menerobos bibir vaginaku. Ya ampun, aku menggeliat hebat
ketika ujung penis yang besra itu mulai menerobos masuk. Walau pun
mulanya sedikit perih, tetapi selanjutnya rasa nikmatnya sungguh tada
tiara. Seperti janji Indra, penisnya berukuran jumbo itu hanya hanya
digesek-gesekan dibibir vagina saja. Meskipun hanya begitu, kenikamatan
yang kurasa betul-betul membuatku hampir teriak histeris. Sungguh batang
zakar Indra itu luar biasa nikmatnya.
Indra terus menerus mamaju- mundurkan batang penis sebatas dibibir
vagina. keringat kami berdua semakin deras mengalir, semenatara mulut
kami masih terus berpagutan. ” Ayoohh.. ngoommoong saayang, giimaanna
raasaanyaa..? ” Kata Indra tersengal-sengal. ” Oohh.. teeruuss.. Ndraa..
teeruss..! ujarku sama-sama tersengal. Entah bagaimana awal mulanya,
tiba- tiba kurasakan batang kemaluan yang besar itu telah amblas semua
kevaginaku. Bless, perlahan tapi pasti abtang kemaluan yang besar itu
melesak kedalam libang kemaluanku. Vaginaku terasa penuh sesak oleh
batang penis Indra yang sangat- sangat besar itu. “ Lohh..? Ndraa..!
Dimaassuukiin seemmua yah..? ” Tanyaku. ” Taanguung, saayang. Aku nggak
tahhan..! ” Ujarnya dengan terus memompa vaginaku secara perlahan.
Entahlah,kali ini aku tidak protes. Ketika batang penis itu amblas semua
divaginaku, aku hanya dapat terengah-engah dan merasakan kenikmatan
yang kini semakin tertahankan. Begitu besarnya penis si Indra, sehingga
lubang vaginaku terasa sangat sempit. Sementara karna tubuhnya yang
berat, batang penis Indra semakin tertekan kedalam vaginaku dan melesak
hingga kedasar rongga vaginaku. Sangat terasa sekali bagaimana rasanya
batang zakar menggesek-gesek dinding vaginaku.
Tanpa sadar aku pun mengimbangi genjotan Indra dengan menggoyang
pantatku. Kini tubuh rampingku seperti timbul tenggelam diatas kasur
busa ditindih oleh tubuh besar dan kekearnya Indra. Semakin lama,
genjotan Indra semakin cepat dan keras, sehingga badanku tersentak-
sentak dengan hebat. Clep.. , clep.. , clep.. , cleep.. , begitulah
bunyi batang zakar Indra yang terus memompa selangkanganku. ” Teerruss
Nndraa..! Aakuu.. nggaak.. kuuaatt..! ” Erangku berulang-ulang. Sungguh
ini permainan seks yang paling nikmat yang pernah kurasakan dalam
sepuluh tahun ini. Aku sudah tidak berpikir lagi tentang kesetiaan
kepada suamiku. Indra benar-benar telah menenggelamkan aku dalam
gelombang kenikmatan. Persetan, toh suamiku sendiri sudah tak bisa lagi
memberikan aku kepuasan sedahsyat dan kenikmatan seperti ini. Tidak
berapa lama kemudian, aku merasakan nikmat yang luar biasa disekujur
tubuhku. Badanku mengelepar-gelepar dibawah genjcetan tubuh Indra.
Seketika itu seperti tidak sadar, kuciumi lebih berani bibir Indra dan
kupeluk erat- erat. ” Nndraa.. aakkuu.. haampiir.. oorrgaassmmee..! ”
desahku ketika hampir mencapai puncak kenikamatan. Tahu aku hampir
orgasme, Indra semakin kencang menghunjam-hunjamkan batang kejantanannya
keselangkanganku. Saat itu tubuhku semakin meronta- ronta dibawah
dekapan Indra yang kuat. Akibatnya, tidak lama kemudian aku benar-benar
mencapai klimaks. ” Kaalauu.. uudahh.. orrgassme.. ngoommoong..
saayaang.. biaarr.. aakuu.. ikuut.. puuaas.! ” Desah indra. ” ooh..
aauuhh.. aakkuu.. klimaks.. Nndraa..! ” Jawabku. Seketika dengan refleks
tangan kananku menjambak rambut Indra, sedangkan tangan kiriku
memeluknya erat-erat.
Pantatku kunaikkan keatas agar batang kemaluan si Indra dapat
menancap sedalam- dalamnya. Setelah kenikmatan puncak itu, tubuhku
melemas denagn sendirinya. Indra juga menghentikan genjotannya. ” Aku
belum keluar sayang.. Tahan sebentar ya.. Aku terusin dulu..! ” Ujarnya
lembut sambil mengecup pipiku. Gila aku bisa orgasme walaupun posisiku
dibawah. Padahal jika dengan suamiku, untuk orgasme aku harus berposisi
diatas dulu. Tentu saja ini semua karna Indra yang ajuh lebih perkasa
diabandingkan suamiku. Walau pun usia mereka trerpaut jauh dan Indra
jauh lebih muda. Selain itu batan kejantanannya memang sangat luar biasa
besar dan nikmat luar biasa buat vagina perempuan. Meskipun kurasakan
sedikit ngilu, kubiarkan Indra memompa terus lubang vaginaku. Karena
lelah, aku pasif saja saat Indra terus menggumuliku. Tanpa perlawanan,
kini badanku yang kecil dan ramping benar-benar tenggelam ditindih tubuh
atletis Indra. Clep.. clep.. clep.. clep. Kulirik kebawah untuk melihat
vaginaku yang dihajar batang kejantanan Indra. Gila, vaginaku dimasuki
penis sebesar itu. Dan yang lebih gila lagi, batang zakar besar seperti
itu nikmatnya tiada terkira. Indra semakin lama semakin kencang
memompanya penisnya. Sementara mulutnya tidak henti-hentinya menciumi
pipi, bibir dan buah dadaku. Mendapat rangsangan tanpa henti seperti itu
tiba-tiba nafsuku bangkit kembali.
Kurasakan kenikmatan mulai merambat lagi dari selangkanganku yang
dengan kencang dipompa si Indra. Maka aku balik membalas ciuman Indra,
semantara pantatku kembali berputar-putar mengimbangi penis Indra yang
masih perkasa menusuk-nusuk lubang vaginaku. ” Iibuu ingiin.. lagii..? ”
Tanya Indra. ” Eehh..” Hanya itu jawabku. Kini kami kembali
mengelapar-gelepar bersama. Tiba-tiba Indra bergulung, sehingga
posisinya kini berbalik, aku diatas, Indra dibawah. ” Ayoohh gaantii..!
Iibu seekaarang di ataass..” Kata Indra. Dengan posisi tubuh diatas
Indra, pantatku kuputar-putar, maju- mundur, kiri-kanan, untuk mengocok
batang penis Indra yang masih mengacung dilubang vaginaku. Dengan masih
malu-malu aku juga ganti menjilati leher dan puting Indra. Indra yang
telentang dibawahku hanya dapat merem-melek karna kenikmatan yang
kuberikan. ” Tuuh.. biisaa kaan..! Kaatanya taa.. dii.. nggak.. bisa.. ,
” Kata si Indra sambil membalas menciumku dan meremas-remas buah
dadaku. Hanya selang lima menit saat aku diatas tubuh Indra, lagi-lagi
kenimatan tak terkira menderaku. Aku semakin kuat menghunjam- hunjamkan
vaginaku kebatang penis Indra. Tubuhku yang ramping makin erat mendekap
Indra. Aku juga semakin liart membalas ciuman Indra. ” Nddraa.. aakuu..
haampiir.. orgasme.. laaggii.. ssaayaang..! ” Kataku terengah-engah.
Tahu kalau aku akan orgasme untuk yang kedua kalinya, Indra langsung
bergulung membalikku, sehingga aku kembali dibawah. Dengan napas yang
terengah-engah, Indra yang telah berada diatas tubuhku semakin cepat
memompa selangkanganku. Tak ayal lagi, rasa nikmat tiada tara terasa
disekujur tubuhku.
Lalu rasa nikmat itu seperti mengalir dan berkumpul ke
selangkanganku. Indra kupeluk sekuat tenaga, sementara napasku semakin
tak menentu. ” Kalau mau 0rgasmee ngomong sayang, biaar lepaass..! ”
Desah indra. Karna tidak kuat lagi menahan nikmat, aku pun mengerang
keras. ” Teruss.. , teruss.. , akuu.. orgasmee Ndraa..! ” Desahku,
sementara tubuhku masih terus menggelepar- gelepar dalam tindihan tubuh
Indra. Belum reda kenikmatan klimaks yang kurasakan, tiba-tiba Indra
mendengus-dengus semakin cepat. Tangan kekarnya mendekapku erat- erat
seperti ingin meremukkan tulang-tulangku. Ia benar-benar membuatku tak
bisa bergerak, dan napasnya terus memburu. Genjotannya di vaginaku
semakin cepat dan keras. Kemudian tubuhnya bergetar hebat. ” Buu.. ,
akuu.. , maauu.. , keluuarr sayang..! ” Erangnya tidak tertahankan lagi.
Melihat Indra yang hampir keluar, pantatku kuputar-putar semakin cepat.
Aku juga semakin erat memeluknya. Crot.. crot.. crot..! Sperma Indra
terasa sangat deras muncrat dilubang vaginaku. Indra memajukan pantatnya
sekuat tenaga, sehingga batang kejantanannya benar-benar menancap
sedalam-dalamnya di lubang kemaluanku. Aku merasa lubang vaginaku terasa
sangat hangat oleh cairan sperma yang mengucur dari kemaluan si Indra.
Gila, sperma Indra luar biasa banyaknya, sehingga seluruh lubang
vaginaku terasa basah kuyup. Bahkan karna sangking banyaknya, sperma
Indra belepotan hingga ke bibir vagina dan pahaku. Berangsur-angsur
gelora kenikmatan itu mulai menurun.
Untuk beberapa saat Indra masih menindihku, keringat kami pun masih
bercucuran. setelah itu ia berguling kesampingku. Aku termenung menatap
langit-langit kamar. Begitu pun dengan Indra. Ada sesal yang mengendap
dihatiku. Kenapa aku harus menodai kesetiaan terhadap perkimpoianku,
itulah pertanyaan yang bertalu-talu mengetuk perasaanku. ” Maafkan aku
Bu Tika. Aku telah khilaf dan memaksa Ibu melakukan perbuatan ini ” Ujar
Indra denagn lirih. Aku tidak menjawab, kami berdua kembali termenung
dalam alm pikiran masing-masing. Bermenit-menit kemudian tak ada sepatah
kata pun yang keluar dari mulut kami berdua. ” Heei suadah siang lho..
ayo pulang..! ” Teriak kawan Indra disertai ketoak pada pintu. Denagn
masih tetap diam, aku dan Indra segera beranjak, berbenah lalu berjalan
keluar kamar. Tanpa kata- kata pula Indra mengecup bibirku saat pintu
kamar akan dibuka. ” Hayo Ndra, kamu apain Bu Atika sampai pintunya
ditutup segala ” Kelakar kawan Indra. ” Ah nggak apa-apa kok, kami cuma
ketiduran tadi ” Jawabku degan perasaan malu. Sementara Indra cuma
tersenyum.
Seminggu sejak kejadian itu rasa sesal masih menderaku. Tetapi
menginjak minggu kedua muncul rasa rindu pada Indra. Dadaku sering
berdebar-debar kalau mengingat kenikamatan luar biasa yang telah
diberikan Indra. Aku selalu terbayang keperkasaan Indra diatas ranjang,
yang itu semua tidak dimiliki oleh suamiku yang dimakan usia. Sementara
aku yang rajin merawat tubuh malah makin ingin merasakan kenikmatan yang
lebih. Maka sejak itu aku sering jalan-jalan dengan Indra. Bahkan
hampir rutin sebulan 2 sampai 4 kali aku melepas hasrat pada Indra yang
selalu melayaniku. Dan dtiap kencan selalu saja ada hal-hal baru yang
membuatku semakin terikat oleh keperkasaannya.